''Tidaklah kehidupan dunia
dibandingkan dengan kehidupan akhirat, kecuali seperti saat salah seorang di
antara kamu mencelupkan jari telunjuknya di samudra lautan, lalu lihatlah yang
tersisa di jari telunjuknya itu (itulah dunia).'' (HR Muslim, Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan Ahmad).
Allah SWT
membagikehidupan menjadi dua bagian yakni kehidupan dunia dan akhirat. Apa yang
dilakukan manusia di dunia akan berdampak dalam kehidupan akhirat enak dan
tidaknya kehidupan seseorang di akhirat sangat bergantung pada bagaimana ia
menjalani kehidupan di dunia ini.
Manakala
manusia beriman dan beramal saleh dalam kehidupan di dunia ia pun akan
mendapatkan kenikmatan dalam kehidupan di akhirat. Karena itu ketika seseorang
berorientasi memperoleh kebahagiaan dalam kehidupan di akhirat maka ia akan
menjalani kehidupan di dunia ini dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang
ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Ketika manusia
berorientasi kepada kehidupan akhirat bukan berarti ia tidak boleh menikmati
kehidupan di dunia ini hal ini karena segala hal-hal yang bersifat duniawi
sangat disukai oleh manusia karenanya Islam tidak pernah mengharamkan manusia untuk
menikmati kehidupan duniawinya selama tidak melanggar ketentuan Allah SWT
apalagi sampai melupakan Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur dalam hidup
ini.
Manusia memang
memandang indah segala hal yang bersifat duniawi dan itu wajar-wajar saja
selama ia tidak mengabaikan tempat kembalinya. Allah SWT berfirman yang artinya
“Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu
wanita-wanita anak-anak harta yang banyak dari jenis emas perak kuda pilihan
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia;
dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik .”
Kehidupan
akhirat memang lebih baik tapi bukan berarti kehidupan dunia ini jelek dan
harus dicampakkan karenanya di dalam surat Ali Imran ayat 15 Allah SWT
mengemukakan bahwa ada yang lebih baik dari kesenangan-kesenangan duniawi ayat
tersebut artinya “Katakanlah ‘Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih
baik dari yang demikian itu?’ Untuk orang-orang yang bertakwa pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan isteri-isteri yang
disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”
Disamping itu
Allah SWT juga menegaskan tentang tidak haramnya menikmati hal-hal yang
bersifat duniawi sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya “Katakanlah
‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik?’ Katakanlah ’semuanya itu disediakan bagi
orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia khusus di akhirat. Demikianlah
Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.”
Dari
penjelasan di atas bisa kita simpulkan bagaimana sikap yang harus kita
tunjukkan kepada dunia. Paling tidak ada sikap positif yang harus kita miliki
dalam memandang kehidupan dunia.
Pertama capai
segala kenikmatan dunia dengan cara-cara yang baik dan halal bukan dengan
menghalalkan segala cara dalam memperolehnya. Bahkan seandainya untuk
mendapatkan kenikmatan itu harus dikejar sampai ke ujung dunia maka hal itu
tidak menjadi masalah karena Allah SWT memang memerintahkan kepada manusia untuk
mencari karunia-Nya di muka bumi yang amat luas hal ini terdapat dalam
firman-Nya “Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.”
Kedua gunakan
apa-apa yang sudah kita peroleh dengan cara yang baik dan untuk kebaikan bukan
malah untuk hal-hal yang bisa mendatangkan kerusakan baik kerusakan diri
sendiri orang lain maupun kerusakan lingkungan hidup tempat kita menjalani
kehidupan ini Allah SWT berfirman yang artinya “Dan carilah apa-apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Ketiga jangan sampai lupa kepada Allah SWT dalam
menikmati hal-hal yang bersifat duniawi tetapi hendaknya tetap bersyukur dan
beribadah kepada Allah SWT bila itu yang dilakukan maka kenikmatan duniawi itu
akan terasa sedemikian banyak rasa dan manfaatnya meskipun jumlahnya sedikit.
Allah SWT berfirman yang artinya “Dan tatkala Tuhanmu memaklumkan ‘Sesungguhnya
jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah kepadamu dan jika kamu mengingkari
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Dengan demikian apa pun yang kita
raih dan kita nikmati dalam kehidupan di dunia ini semua adalah dalam kerangka
membekali diri kita untuk kembali kepada Allah SWT dengan amal saleh yang
sebanyak-banyak dan ketakwaan yang setinggi-tingginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar