Dia
akan diuji di antara dua penyeru kepada Allah dan Rosul-Nya serta
negeri akhirat dan penyeru kepada kenikmatan dunia yang fana. Maka dia
akan menjawab seruan itu mana yang paling dekat dengannya.
Seorang
yang hatinya mati, dia tidak tahu tentang Rabb-nya, tidak
menyembah-Nya, tidak mencintai apa yang dicintai-Nya dan tidak mencari
Ridho-Nya. Tetapi dia hanya menuruti ambisi syahwat walaupun di sana
akan mendatangkan kemarahan Rabb-Nya. Dia tidak peduli apakah Rabb-Nya
ridho atau murka yang penting dia telah melampiaskan syahwat dan
keinginannya. Rasa cinta, takut, pengharapan, keridhoan, kemarahan,
pengagungan, dan kerendahan dirinya diperuntukkan kepada selain Allah.
Jika cinta, benci, memberi dan tidak memberi karena hawa nafsunya. Hawa
nafsunyalah yang paling dia utamakan dan paling dia cintai dibanding
keridhoan maulanya (Allah Ta’ala). Maka jadilah hawa nafsu sebagai
pimpinannya, syahwat sebagai penuntunnya, kebodohan sebagai pengemudinya
dan lalai sebagai kendaraannya.
Sebagai
hati yang disinari oleh cahaya ilmu dan disirami sejuknya ilmu,
penyakit-penyakit yang berkarat di dalam hati akan terkikis dan sirna,
jadilah hati tersebut bersih, sehat dan selamat.
Hati
yang selamat adalah hati yang selamat dari setiap syahwat yang selalu
menyelisihi perintah dan larangan Allah, selamat dari setiap syubhat
(bid’ah) yang merancukan wawasannya, selamat dari kesyirikan dan selamat
dari berhukum kepada selain Rosul-Nya. Dia selalu mengutamakan
keridhoan-keridhoan Rabb-Nya dengan segala cara. Rasa cinta, tawakal,
taubat, takut, pengharapan dan amalannya ikhlas hanya untuk Allah. Jika
dia cinta, memberi dan tidak semuanya karena Allah Ta’ala. Seorang yang
mempunyai hati inilah yang selamat pada hari kiamat.
Allah berfirman (yang artinya): “Pada hari yang tidak bermanfaat harta tidak pula anak kecuali yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat” (Q.S Asy-Syu’ara : 88 – 89).
Demikian
keadaan hati yang tidak disinari dan hati yang selalu disinari dan
disirami cahaya ilmu. Jelaslah bahwa ilmu itu sebagai obat penyakit yang
ada pada dada manusia. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Wahai
manusia sesungguhnya telah datang kepada kalian, pelajaran dari Rabb
kalian dan penyembuh bagi penyakit (yang ada) dalam dada dan petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”(Q.S. Yunus : 57).
Oleh Karena itu tuntutlah ilmu, maka sesungguhnya ilmu itu sebagai obat dari kebodohan dan penyelewengan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar