Senin, 10 Juni 2013

Rahasia di Balik Senyuman



Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam bersabda: “Janganlah engkau menganggap remeh kebaikan sekecil apapun, walaupun bertemu saudaramu hanya dengan wajah yang berseri-seri”. (HR. Muslim no. 2626)

   Apabila seseorang berjumpa dengan saudaranya sesama muslim, maka sudah sepatutnya ia menampakkan kegembiraan dan wajah yang berseri-seri serta bertutur kata yang baik, karena perbuatan yang demikian ini merupakan akhlaqnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam. Perangai seperti ini tidaklah dianggap menurunkan kewibawaan seseorang, melainkan akan mengangkat derajatnya, mendapatkan balasan serta pahala di sisi Allah Ta’ala. Hal ini sebagai bentuk ittiba’ (mengikuti) sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, karena sesungguhnya beliau orang yang selalu banyak senyum.

Seorang muslim sudah sepatutnya menampakkan wajah yang berseri-seri ketika berjumpa dengan saudaranya dan bertutur kata yang baik, hal ini diupayakan demi memperoleh pahala, kecintaan dan kasih sayang dari saudaranya serta menjauhi sifat sombong dan menganggap dirinya lebih tinggi dari hamba Allah yang lain. Kemudian Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan firman Allah Ta’ala:
“Dan berendah hatilah kamu terhadap orang-orang yang beriman”. (Al Hijr: 88)
Berendah hati dalam ayat di atas yakni bersikap lembut dan tawadhu’ terhadap kaum mu’minin (bukan rendah diri atau minder, -pent), karena sesungguhnya seorang mu’min amat pantas diperlakukan demikian.


Sesungguhnya dengan wajah yang berseri-seri, sahabatmu akan merasa senang. Dia akan membedakan orang yang bertemu denganmu, antara orang yang wajahnya kecut dan yang berseri-seri. Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam menasehati Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu:
“Janganlah engkau menganggap remeh kebaikan sekecil apapun, walaupun bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri”. (HR. Muslim no. 2626)

                  Menampakkan wajah yang berseri-seri memiliki nilai kebaikan, karena perangai seperti ini dapat membuat saudaramu senang dan hatinya menjadi lapang. Namun jika hal tersebut digandengkan dengan tutur kata yang baik, maka akan menjadi dua kebaikan yang saling melengkapi.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam bersabda : “Takutlah kalian dari api neraka, walaupun hanya dengan separuh biji kurma..” 
Hendaklah kalian jadikan pelindung antara kalian dengan api neraka, yakni dengan bershadaqah separuh biji kurma. Karena dengan amalan ini akan melindungi kalian dari api neraka, tentunya jika Allah menerima amalan tersebut.
Namun apabila kalian tidak memiliki separuh biji kurma, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam telah memberikan alternatif yang juga dapat melindungi kalian dari api neraka yakni berupa perkataan yang baik.
Hal ini termasuk kata-kata yang baik yang dapat membuat senang sahabat kalian dan melapangkan hati mereka. Semua perkataan yang baik itu termasuk shadaqah, dan Allah akan memberikan ganjaran serta pahala bagi orang yang mengamalkannya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam juga bersabda: “Kaum mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar