Bissmillahirahmanirrahiim
Puji Syukur kehadirat Allah SWT dan salawat dan salam semoga tercurah buat junjungan kita yakninya Nabi besar Muhammad SAW.
Belakangan
ini kita banyak mendengar manhaj manhaj yang bermacam macam di dalam
tubuh agama yang kita cintai ini yakninya Islam, tidak jarang juga kita
lihat adanya perselisihan pendapat dan perbedaan antara suatu manhaj
dengan manhaj yang lain. Bahkan perselisihan ini kadang hampir mendekati
kepada perpecahan. Seseorang yang bermanhaj tertentu mencela orang yang
bermanhaj yang lain dan begitu juga sebaliknya. Masing masing tidak ada
yang mau mengalah karena merasa berada di pihak yang benar.
Yang
menjadi pertanyaan kita adalah mengapa harus sering terjadi perbedaan
yang berujung pada saling caci maki padahal pedoman kita sama yakninya
Alquran dan As sunnah...? menurut saya pribadi salah satu penyebabnya
adalah tidak samanya prioritas dakwah antara satu manhaj dengan manhaj
yang lain, prioritas dalam artian bukan itu itu melulu, tapi dakwah yang
terstruktur dan berkesinambungan. Untuk itu patutlah kita renungkan
kembali hadis yang diriwayatkan oleh Bukhri berikut:
“Telah
menceritakan kepadaku Abdullah bin Abu Al Aswad, telah menceritakan
kepada kami Al Fadhil bin Al ‘Ala telah menceritakan kepada kami Ismail
Bin Umayah dari Yahya bin Muhhmadbin Abdullah Bin shaifi dia mendengar
Abu Ma’bad mantan budak Ibn Abbas berkata, aku mendengar Ibn Abbas
berkata “Dikala Nabi SAW mengutus Mu’adz ke negeri Yaman,
Nabi berpesan: “Wahai mu’adz engkau mendatangi kaum ahli kitab, maka
jadikanlah materi dakwah yang pertama pertama engkau sampaikan adalah
agar mereka mentauhidkan Allah SWT. Jika telah sadar terhadap hal ini,
beritahulah mereka bahwa Allah SWT mewajibkan mereka lima shalat dalam
sehari semalam. Jika mereka telah shalat, beritahulah mereka bahwa Allah
mewajibkan zakat harta mereka, yang diambil dari yang kaya, dan
diberikan kepada yang miskin, dan jika mereka telah mengikrarkan yang
demikian, ambillah harta mereka dan jagalah harta mereka.” yang
kesemuanya harus dijaga kehormatannya (HR. Bukhari)”
Betapa
dalam hadis yang mulya ini dijelaskan bahwa urutan urutan dakwah yang
harus ditempuh oleh seorang da’i yang pertama sekali adalah mengajak
umat manusia kepada Tauhid, yakninya memurnikan ibadah total hanya
kepada Allah SWT, menjauhkan diri dari syrik baik itu syirik kecil
maupun syirik besar.
Di negara kita Indonesia tercinta ini
justru inilah yang menjadi masalah yang sangat besar yang menjadi PR
para aktivis dakwah. yaitunya menyebarnya kesyrikan dimana mana,
perdukunan dan hal hal yang berbau mistis masih laris di masyarakat
kita, bahkan ada yang masang iklan di TV, Naudzubillah.
Bagaimana
mungkin orang yang didalam hatinya masih terdapat bermacam macam
kepercayaan yang menduakan Allah SWT, masih terdapat bermacam macam
kesyrikan akan mau untuk diajak berjihad dengan mengorbankan harta dan
jiwa di jalan Allah SWT, untuk tunduk dibawah naungan khilafah dan hukum
islam? Bukannya pesimis tapi dakwah itu butuh proses dan ada tahapan
tahapan yang harus dilalui.
Bukan berarti dakwah tentang
jihad, khilafah dan hukum islam harus dihentikan, dakwah ini harus tetap
berjalan tetapi dakwah tauhid musti lebih di prioritaskan lagi.
Demikian
saja tulisan singkat dari saya, mungkin terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan dalam tulisan ini. Untuk itu saya mohon maaf,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabaarakatuhu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar